PASUNDAN POST | ACEH — Pulau Sumatra di Indonesia akan membutuhkan dana rekonstruksi dan pemulihan sebesar 51,82 triliun rupiah ($3,11 miliar) setelah serangkaian banjir mematikan, kata pejabat senior pemerintah.
Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh siklon mencapai 950 orang hingga Senin, dengan 274 orang masih hilang, menurut data resmi.
Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan bahwa dana pemulihan yang dibutuhkan di tiga provinsi, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, kemungkinan masih bertambah karena BNPB terus menghitung seberapa besar kerusakan yang terjadi.
Di antara tiga provinsi terdampak, Aceh paling membutuhkan dana, dengan total Rp25,41 triliun, ujar Suharyanto dalam rapat kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Provinsi Aceh, pada Minggu (7/12) malam.
"Sumatera Utara dan Sumatera Barat masing-masing membutuhkan Rp12,88 triliun dan Rp13,52 triliun," tambahnya.
Proses rekonstruksi akan segera dimulai di beberapa wilayah di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, yang telah pulih relatif baik, ujarnya.
"Jadi, wilayah yang sudah dalam kondisi lebih baik dapat memulai proses rekonstruksi. Kami akan merelokasi warga yang tinggal di posko pengungsian ke rumah sementara," kata Suharyanto tanpa memberikan jadwal.
Rumah sementara tersebut merupakan bangunan tripleks berukuran 40 meter persegi yang dibangun pemerintah untuk warga terdampak bencana alam.
"Pada tahap selanjutnya, mereka akan direlokasi ke rumah permanen yang dibangun Kementerian Perumahan Rakyat," tambahnya.
Menanggapi perkiraan awal biaya pemulihan, Prabowo mengatakan perhitungannya "mirip", tanpa merinci apakah ia akan menyetujui pengeluaran tersebut atau tidak.
"Intinya, kita punya kapasitas dan kita akan melakukannya dengan cermat dan semaksimal mungkin untuk mengelolanya," kata Prabowo.
Prabowo juga mengatakan, bahwa kondisi di beberapa daerah masih serius, terutama sawah, bendungan, dan sejumlah besar rumah yang terdampak.
"Para pemimpin daerah melaporkan bahwa ada cukup banyak rumah yang harus kita bantu bangun kembali," ujarnya.
"Di beberapa tempat, masih terdapat tantangan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa distribusi obat-obatan dan pakaian kepada warga juga harus menjadi prioritas.
(Reuters/Sri Lestari)




