Notification

×

Iklan

Iklan

Seperti Apa Rencana Pengembangan Museum Palagan Bojongkokosan Parungkuda Sukabumi

Senin, 14 Maret 2022 | 20:45 WIB Last Updated 2022-03-15T03:14:09Z

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara Usai Pimpin Rapat Dinas Komisi lV di Museum Palagan Bojongkokosan Parungkuda Sukabumi, Senin,(14/3/2022). Foto : Cking



PASUNDAN POST ■  Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara pimpin Rapat Dinas Komisi lV bersama Dinas Pariwisata, Dinas Budpora dan Dinas Pendidikan  di Museum Palagan Bojongkokosan, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Senin,(14/3/2022). 

Pantauan Pasundanpost, Rapat Dinas dipimipin oleh Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara, Ketua Komisi lV Hera Iskandar,  Mohamad Yusuf, Dadan beserta jajaran DPRD, Kadis Disbubpora, Kadis Pendidikan, Sekdis Pariwisata, Camat Parungkuda Deden Sumpena dan Komunitas Lingkungan Kaki Daun Saepul Rohman. 

Usai Pimpin rapat Dinas Komisi lV, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi  Yudha Sukmagara mengatakan, pihaknya kebetulan hadir di kegiatannya Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi beserta mitra kerja yaitu OPD, Disbudpora, Dinas Pariwisata, dan juga Dinas Pendidikan membahas perihal perencanaan ke depan dan juga monitoring evaluasi.

" Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi luar biasa sekali kami apresiasi melaksanakan kegiatan rapat ini di museum Palagan Bojongkokosan, museum Palagan ini sangat bersejarah tapi lama kelamaan terlupakan. Kita punya semangat untuk mengembalikan kembali, salah satu sejarah dan bisa menjadi objek wisata dicampur adukan dengan budaya Sunda dan budaya yang ada supaya bisa mengangkat pariwisata dan sebuah promosi untuk Kabupaten Sukabumi,"Jelas Yudha. 

Lebih lanjut Yuda, Jadi tadi luar biasa rapat tadi membuahkan sebuah hasil, kita serius perihal pariwisata ini harus perlu didorong karena bagian dari RPJMD yang paling prioritas salah satunya adalah pariwisata dan juga tentang kebudayaan," tuturnya.

Disampaikan pula oleh Dewan Kebudayaan bahwa Sunda Sukabumi ini makin lama makin hilang, dan perlu adanya dukungan dari pemerintah juga dibutuhkan dukungan anggaran untuk menggeliatkan budaya Sunda yang ada di Kabupaten Sukabumi. 

" Karena kami ini urang Sunda. Siapa yang mau ngamumule budaya Sunda kecuali kita-kita ini orang Sunda, kami rasa ini sangat baik semoga wacana ke depannya terus kita kawal agar bisa terealisasi, dukungan anggarannya ada, masyarakat bisa aware(menyadari)dan juga Pariwisata jadi naik," bebernya.

Perencanaan domainnya sudah pasti ada di Dinas Pariwisata, Disbudpora dan Dinas Pendidikan karena terkorelasi secara utuh tanpa ada pendidikan berarti knowledge atau edukasi ini kurang berarti Dinas Pendidikan harus hadir, pariwisata adalah bagaimana menciptakan sebuah atraktif agar menarik. 

Disbudpora sudah jelas disana budaya dan palagan ini dibawah Disbudpora, jadi menurutnya perlu korelasi yang kuat, semangat yang sama yaitu mengangkat pariwisata, budaya dan pendidikan. 

" Kami DPRD sebagai salah satu tupoksinya adalah budgeting atau anggaran disini kita akan gayung bersambut untuk nantinya menghadirkan anggaran di dalam hal yang saya sebutkan tadi. Milenial harus mengetahui sejarah, baik sejarah sunda," Pungkas Yuda. 

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Budianto, mengatakan, pihaknya mengharapkan Palagan Bojongkokosan bukan hanya sebagai tempat museum tetapi jadi tempat pusat sejarah dan juga pusat budaya yang ada di Kabupaten Sukabumi.

" Rapat kami program-program yang kami siapkan untuk perbaikan 2023 termasuk APBD 2022 ada progres untuk peningkatan dari pada kemajuan kebudayaan yang ada di sini termasuk bagaimana warga masyarakat mengetahui sejarah Kabupaten Sukabumi dengan adanya Palagan Bojongkokosan," ujar Budi. 

Lebih lanjut Budi menyampaikan, Hasil rapat tadi dengan DPRD Kabupaten Sukabumi, mengharapkan bahwa program prioritas kami di tahun 2023 akan segera dimasukkan dan dipersiapkan, insyaallah mereka akan mendorong semaksimal mungkin,"Harapnya.

Diakuinya, Dari dewan kebudayaan mengharapkan bahwa anggaran untuk bidang budaya jangan hanya 0,2% setiap tahunnya tetapi ada peningkatan termasuk bagaimana meningkatkan atau mempertahankan budaya Sunda itu sendiri di Kabupaten Sukabumi dengan adanya program dari Budpora misalnya ada rebo nyunda bagaimana caranya kita berbicara bahasa Sunda di hari rabu. 

" Kendalanya ada aturan hari Rabu harus mengenakan pakaian putih-hitam itu saja mungkin akan kami rubah bukan menjadi Rabu Sunda, bisa Kamis nyunda atau Jum'at nyunda bagaimana masyarakat Sukabumi melaksanakan kegiatan berinteraksi sehari-hari dengan memakai bahasa Sunda termasuk di sekolah," Tandanya. (*Cking). 
×
Berita Terbaru Update