Notification

×

Iklan

Iklan

Mahasiswa Bogor Akan Demo di Depan Istana Negara

Sabtu, 09 April 2022 | 00:02 WIB Last Updated 2022-04-08T17:36:13Z

PASUNDAN POST ■  Setelah ikut unjuk rasa dengan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) di Istana Negara, pada Jumat (01 April 2022) lalu. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kota Bogor akan gelar aksi unjuk rasa. 

Perwakilan BEM dari Universitas Juanda, Ruben Bentiyan mengatakan, demo ini dilakukan karena Presiden Jokowi dinilai gagal. Mereka juga mengkritik Jokowi karena tidak membuat pernyataan sikap resmi atas beberapa isu inkonstitusional yang digaungkan Menterinya atau Parpol  Koalisi nya.

"Hari ini rakyat dibuat bingung dan kacau, harga-harga naik, komoditi susah dan langka, eh minta nambah jabatan. Untuk itu kami bersama seluruh BEM di 22 kampus siang ini akan aksi menggugat Presiden ke Istana Bogor," Jelas Ruben, Jumat (08/04/2022).

Menurutnya Gerakan Bogor Menggugat Istana ini, meminta Presiden Jokowi mengabulkan Enam tuntutan, diantaranya Pertama, mahasiswa menolak keras wacana perpanjangan masa jabatan. Kedua, menyuruh Presiden membuat pernyataan resmi menolak perpanjangan masa jabatannya dengan memecat Menteri yang menggaungkannya. Ketiga, memecat Menteri Perdagangan dan segera membuat langkah preventif menyediakan Sembako dengan harga murah bagi rakyat.

Tuntutan keempat, mahasiswa mendesak Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang UU IKN, karena berdampak pada ekologi dan berpotensi konflik agraria. Kelima, mahasiswa meminta pembatalan kenaiakan BBM Non-Subsidi dan menyediakan BBM bersubsidi bagi rakyat.

"Keenam, menolak kenaikan PPN karena akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok kebutuhan rakyat," Tandasnya Ruben.

Sementara, Perwakilan BEM atau juru bicara kampus Pakuan, Pamudya Fajar mengatakan, bahwa demo ini akan diikuti oleh ribuan orang. Pramudya menyebut, demo tersebut bukan hanya dari elemen mahasiswa saja, melainkan beberapa elemen gabungan dari seluruh rakyat.

Pramudya mengatakan, demo mahasiswa bersama sejumlah elemen masyarakat itu akan mendesak Presiden Jokowi untuk segera ambil langkah dan membuat pernyataan resmi.

''Waktu yang kami berikan 3 kali 24 jam dari hari ini, jika tidak maka kami akan melipatgandakan jumlah mahasiswa dan elemen rakyat lainnya untuk bersama turun ke Parlemen jalanan,'' beber Pramudya.(Dasep). 
×
Berita Terbaru Update