Notification

×

Iklan

Iklan

Ada Potensi Gempa Bumi Megatrus, Bupati Garut: Kami Tak Mau Panik !!

Selasa, 29 September 2020 | 12:31 WIB Last Updated 2021-10-05T16:53:24Z
Ada Potensi Gempa Bumi Megatrus, Bupati Garut: Kami Tak Mau Panik !!

PASUNDAN POST ■ Pemerintah Kabupaten Garut terus melakukan langkah penanggulangan dan penanganan bencana di Kabupaten Garut. Salah satunya terkait isu bencana gempa bumi megatrus dan tsunami 20 meter yang akan terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa. Bupati Garut H Rudy Gunawan mengatakan, isu bencana megatrus terjadi dengan adanya tsunami 20 meter, pihaknya memprediksi ada 5.000 rumah dan 25 ribu jiwa di tujuh kecamatan di selatan Garut yang bisa terkena dampak bencana ini.

“Yang agak berbahaya itu di Pameungpeuk, Cibalong, Cikelet dan Rancabuaya (Caringin). Ada sekitar 25 ribu orang yang rumahnya itu di bawah 20 meter,” ujar Rudy usai apel di lapang Setda Garut, Senin (28/9). 

Maka dari itu, kata dia, pihaknya pun akan melakukan simulasi mitigasi bencana di wilayah selatan Garut. Rudy mengaku alat yang dimiliki pihaknya sangat terbatas. Apalagi sejumlah alat pendeteksi tsunami (EWS) dalam kondisi rusak. 

“Sekarang kami siapkan untuk jalur evakuasi. Sudah ada jalur evakuasi ke suatu daerah di atas ketinggian 40 sampai 50 mdpl,” katanya. 

Dengan waktu evakuasi yang sangat terbatas, Rudy menyebut minimal bisa mengurangi jumlah korban jika bencana melanda. Warga pun diimbau untuk menyelamatkan diri secepat mungkin ke lokasi evakuasi. 

“Jangan perhatikan harta benda saat terjadi bencana. Harus lari ke atas secepatnya,” ucapnya. 

Dari tujuh EWS yang ada, kata ia, hanya dua yang masih berfungsi. Saat ini, tiga EWS tengah diperbaiki sehingga total ada lima yang akan berfungsi. Perlu diketahui, Kabupaten Garut memiliki panjang pantai 80 kilometer yang berada di tujuh kecamatan. Rudy menyebut akan melakukan mitigasi dari sisi fisik, terutama jalur evakuasi saat terjadi bencana. 
“Kami agak mengalami kesulitan ketika harus melakukan evakuasi dalam jangka 10 menit. Dalam waktu 10 menit itu akan berduyun-duyun ke daerah evakuasi. Kami butuh waktu minimal 30 menit,” ujarnya. 

BPBD Garut pun saat ini tengah membuat peta kontijensi, mitigasi, dan emergensi untuk melakukan proses evakuasi. Wilayah selatan Kabupaten Garut jadi salah satu yang berpotensi terkena tsunami 20 meter. 

Pemkab Garut pun tak mau panik dengan potensi bencana itu. Namun mengaku kesulitan untuk melakukan upaya mitigasi. Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, dari hasil perhitungan hanya ada waktu 10 menit untuk melakukan evakuasi sedangkan dalam simulasi, butuh waktu 30 menit untuk mengevakuasi warga dari bibir pantai ke dataran tinggi. Salah satu wilayah yang akan terkena dampak cukup parah yakni Kecamatan Pameungpeuk. 

Pasalnya di Alun-alun Pameungpeuk saja ketinggiannya hanya 7 meter di atas permukaan laut (mdpl). 

“Untuk mitigasi kami buat tempat untuk jalur evakuasi. Kami tak mau panik. Sekarang alat pendeteksi tsunami (EWS) sedang diperbaiki. Ada lima yang kami ajukan, tapi ada tiga yang akan diperbaiki sama BNPB,” ucapnya. 

Kesiapan mitigasi lain yang dilakukan yakni memperbaiki jalur evakuasi ke arah ketinggian di atas 30 mdpl. Pihaknya menghitung jika tsunami besar terjadi agak sulit melakukan evakuasi. 

“Katanya 5 menit itu air sudah sampai di daratan yang satu meter. Terus 5 menit kemudian, 20 meternya (tsunami besar, Red). Makanya sulit dengan waktu yang singkat untuk evakuasi warga,” katanya.

Menurut Rudy, ada tujuh kecamatan di selatan Garut yang bisa terdampak yakni Caringin, Mekarmukti, Bungbulang, Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk dan Cibalong. Namun dari tujuh kecamatan, ada tiga yang jadi perhatian Pemkab Garut karena berada di dataran rendah. 

“Pameungpeuk, Cikelet, dan Cibalong itu tiga kecamatan yang posisinya berada di lokasi yang rendah. Di Pasar Padaawas saja itu hanya 15 sampai 17 mdpl, apalagi di Masjid Pameungpeuk cuma 7 mdpl,” paparnya. (sumber: Radar)


 
×
Berita Terbaru Update