Notification

×

Iklan

Iklan

Perlu Pengawasan Ketat Terkait Pembangunan Kawasan Industri di Kertajati Majalengka

Senin, 23 November 2020 | 07:33 WIB Last Updated 2021-10-05T16:53:24Z
Perlu Pengawasan Ketat Terkait Pembangunan Kawasan Industri di Kertajati Majalengka

PASUNDAN POST ■ Pengamat kebijakan publik Dr Robin Panigoro meminta pemerintah pusat, khususnya pemprov Jawa Barat agar serius mengadakan pendampingan secara ketat terkait pembangunan Kawasan Industri di Kertajati, Majalengka.

"Pengawasan ketat tersebut perlu dilakukan agar tidak menimbulkan gejolak sosial dikemudian hari. Setidaknya, belajarlah dari masalah proyek Meikarta," kata Robin, pada Senin (23/11).

Robin tidak merinci masalah apa saja yang akan timbul terkait proyek tersebut. Menurutnya, tanpa bermaksud menggurui bahwa Proyek Meikarta yang menghebohkan dan menjadi geger di KPK karena menjerat sejumlah pejabat penting tak lepas dari masalah ini.

"Terlebih yang saya dengar, dengan nilai investasi Rp 1,28 Trilun, itu tentu bukan investasi kaleng-kaleng, sehingga patut ada pengawasan dari instansi terkait. Perhatikan saja dampak dan hak-hak rakyat di sekitar area pembangunan Kawasan Industri tersebut," ujarnya.

Robin mengingatkan agar pemangku kepentingan jangan hanya tergiur dan melihat besarnya nilai investasi. Jauh lebih penting yang harus menjadi perhatian adalah dampak sosial, budaya dan lingkungan serta alamnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum melakukan peninjau empat proyek investasi di Kabupaten Majalengka dan Subang.

Dalam rangkaian forum investasi West Java Investment Summit (WJIS) 2020 tersebut, Bos Property Tony Sukandil berencana menginvestasikan untuk proyek Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM), Business Park Kertajati Aerocity; groundbreaking Hotel Bintang 3 di Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB).

Uu mengatakan, KIEM merupakan satu dari 16 Project Investment Ready to Offer (IPRO) di WJIS 2020 yang memiliki nilai investasi Rp1,25 triliun atau 86,6 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan berjarak sekitar 5 menit dari BIJB Kertajati serta 45 km dari Pelabuhan Patimban.

’’Jadi terdapat tiga area di KIEM: industrial area, cluster area, dan business area. KIEM akan menjadi kawasan industri yang strategis dan menguntungkan bagi investor," ujar Uu kepada wartawan, belum lama ini.

Uu mengatakan, sebagai pelaksana pembangunan PT Dwipapuri Abadi sudah berkomitmen akan memperhatikan aspek pembangunan yang berwawasan lingkungan, berwawasan kesehatan, berwawasan pendidikan, dan juga berwawasan keindahan.

Dia juga menyebutkan sesuai dengan target peningkatan investasi, Jabar melalui  Gubernur (Ridwan Kamil) mengundang seluruh investor untuk berinvestasi disini (Rebana Metropolitan), karena ada kemudahan dalam izin, memiliki prospek yang baik, juga akan ada kemudahan dalam (konektivitas) transportasi.

Sementara itu, CEO KIEM, Tony Sukadil mengatakan, Jabar memiliki potensi luar biasa baik dari segi industri maupun pariwisata.  Pihaknya juga berupaya ikut serta dalam pertumbuhan dan berpartisipasi dalam program-program pemerintah.

“Terutama untuk perkembangan ekonomi ke depan, sehingga (KIEM) ini bisa menumbuhkan kesejahteraan yang baik bagi lingkungan masyarakat yang ada di sini,” pungkasnya. (R/01) 
×
Berita Terbaru Update