Notification

×

Iklan

Iklan

Soal Corona, Bupati Cianjur Minta Seluruh Jajarannya Perketat Pengawasan Bagi TKA

Senin, 16 Maret 2020 | 22:48 WIB Last Updated 2021-10-05T17:16:20Z

PASUNDAN POST ■ Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cianjur mengimbau kepada perusahaan agar memperketat penerimaan tenaga kerja asing (TKA) saat ini.

Himbauan tersebut dilakukan lantaran semakin merebaknya virus covid-19 atau yang sering disebut virus corona dari berbagai Negara.

Selain itu, Disnakertrans juga meminta kepada perusahaan untuk selalu kooperatif serta memastikan kesehatan TKA yang baru didatangkan ke perusahaan masing-masing.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Perluasan Kesempatan Kerja Disnakertrans Kabupaten Cianjur, Ricky Ardi Hikmat  mengatakan, himbauan tersebut sudah dituangkan melalui surat yang diedarkan kepada perusahaan sejak virus corona mencuat.

"Di surat itu, kami meminta agar para TKA aktif melaporkan diri ke dinas untuk pendataan. Sekaligus untuk berkoordinasi dengan dinas setempat terkait antisipasi virus corona setibanya di sini," ujarnya.

Ricky menerangkan, pasca hebohnya virus corona, tercatat ada TKA yang tiba di Cianjur. Keempatnya datang dari negara berbeda, sebelum pihak imigrasi melakukan pembatasan penerimaan warga negara asing.

Ia menjelaskan, keempatnya berasal dari Tiongkok dan Korea untuk kemudian bekerja di kawasan Cidaun serta Sukaluyu. Mereka diketahui sudah melapor ke dinas dan melakukan pemeriksaan begitu datang ke perusahaan.

"TKA di Sukaluyu langsung kami periksa bersama dinkes, ada tiga orang. Perusahaan mereka punya fasilitas medis yang memadai dan TKA itu langsung diisolasi sampai dipastikan aman dari corona. Tapi di bandara pun mereka sudah discreening beberapa kali," paparnya.

Ricky mengungkapkan, para TKA itu memang menjalani isolasi selama beberapa saat. Dengan kata lain, TKA tidak langsung dipekerjakan sebelum status kesehatannya dipastikan oleh tim medis.

Diketahui para TKA yang sudah diisolasi itu dipastikan negatif terinveksi corona dan dapat bekerja di Cianjur, Dinas terkait saat ini memang telah gencar melakukan sosialisasi terkait kondisi terkini.

Apalagi, diketahui masih ada TKA yang sebenarnya akan datang ke Cianjur, tapi saat ini tertahan di negara masing-masing. Ia mengharapkan, perusahaan tetap aktif berkoordinasi dengan dinas sebelum mempekerjakan TKA.

"Siapapun TKA yang baru bekerja ataupun baru pulang dari negaranya, harus melapor. Ini terkait dengan antisipasi penyebaran corona, supaya lebih terpantau dari negara mana mereka datang," ucapnya.

Hingga saat ini, tercatat ada total 160 orang TKA dari berbagai negara dengan masa kerja sampai Januari 2020. Mayoritas berasal dari Tiongkok sebanyak 83 orang. Namun, tidak menutup kemungkinan ada lebih banyak TKA di lapangan yang tidak terdata, karena mereka bekerja di dua lokasi.

"Biasanya yang tidak terdata karena mereka double job. Jadi datanya ada di perusahaan lain yang ada di luar kota (lintas kota)," pungkasnya.

Ditempat berbeda, Plt Bupati Cianjur Herman Suherman angkat suara merespon pernyataan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengonfirmasi pasien meninggal dunia di Cianjur dinyatakan positif virus corona atau Covid-19. 

Pasalnya, Herman sebelumnya pernah menyatakan jika pasien yang meninggal dunia pada 3 Maret 2020 itu negatif terpapar virus corona.

Dikemukakan Herman, pernyataan dirinya saat itu sebatas meneruskan informasi yang disampaikan pemerintah pusat, dalam hal ini pihak Kemenkes RI yang merilis jika pasien tersebut negatif terinfeksi virus corona.

“Setelah ada pengumuman dari pusat itu, kami pun selaku pemerintah daerah bersama forkopimda, kemudian meneruskan informasi itu kepada masyarakat, jika pasien tersebut negatif,” kata Herman kepada awak media, pada Senin (16/3/2020).

“Namun, belakangan muncul, dari pemerintah juga, bahwa yang bersangkutan adalah positif,” imbuhnya.

Kendati demikian, Herman tak ingin menanggapi soal kenapa pemerintah pusat memberikan informasi yang berbeda terkait hasil uji lab atas pasien suspect corona yang ada di Kabupaten Cianjur tersebut.

Berdasarkan pengalaman miskomunikasi ini, Maman akhirnya mengintruksikan kepada seluruh jajarannya untuk memperketat pengawasan soal corona, utamanya yang menyangkut Tenaga Kerja Asing (TKA).

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat merilis sebanyak tujuh orang warga Jabar dinyatakan positif terjangkit virus corona, satu pasien diantaranya berasal dari Cianjur.

■ Deddy/rls/PP

×
Berita Terbaru Update