Notification

×

Iklan

Iklan

Jembatan Terputus, Warga Cianjur Bertaruh Nyawa Sebrangi Sungai Ciujung Pakai Rakit

Kamis, 03 Februari 2022 | 10:11 WIB Last Updated 2022-02-07T14:30:29Z
PASUNDAN POST ■  Sejumlah warga di Desa Girimukti, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur harus rela bertaruh nyawa menggunakan rakit saat menyebrangi sungai Ciujung untuk beraktivitas.

Hal itu dilakukan karena jembatan yang menghubungkan Desa Karyabakti Kecamatan Cidaun dan Desa Sukaluyu Kecamatan Cikadu yang sebelumnya berdiri kini sudah hancur diterjang banjir bandang. 

Yani Suryani (35) salah seorang Guru asal Kecamatan Sindangbarang yang bertugas mengajar di Sekolah SMP 5 Kecamatan Cikadu, mengatakan, untuk menuju tempat sekolahnya mengajar. Dalam seminggu dirinya harus menyebrangi sungai Ciujung memakai rakit sebanyak tiga kali.

"Ya.. harus gimana lagi karena tidak ada jalan lain yang lebih dekat selain lewat kali Ciujung, ada juga lewat jalur jalan utama melalui jalur simpang tapi jaraknya jauh memakan waktu 3 jam untuk sampai ke sekolah belum lagi kalau kondisi medan jalan yang licin," katanya Yani kepada wartawan pada Kamis (3/1/22).

"Untuk satu kali nyebarang sungai itu karena pake motor saya harus membayar Rp 5000 ribu," terangnya.

Yani pun berharap, kepada pemerintah Kabupaten (Pemkab) maupun Pusat segera membangunkan kembali jembatan yang sudah rusak.

Karena menurut Yani jembatan tersebut merupakan akses warga menuju ke wilayah empat kecamatan.

"Jembatan ini merupakan akses satu-satunya bagi kami dan ratusan warga lainya," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Karyabakti Sunadi mengatakan, bahwa pihaknya sudah berupaya mengajukan perbaikan jembatan melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, dan Pemerintah Pusat.

Meski lanjut Sunadi, jembatan gantung tersebut sebelumnya pernah dibangun dua kali berturut turut oleh pemerintah.Namun akibat banjir bandang jembatan tersebut sudah rusak kembali.

"Pertama pada tahun 2006 lalu tetapi kekuatan nya hanya satu bulan hancur, terus terakhir dibangun pada tahun 2017 kemarin.Namun sama hancur lagi," bebernya.

Sunadi menjelaskan, selain untuk warga jembatan tersebut juga merupakan akses yang sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha dibidang pertanian.

"Sangat perlu untuk perekonomian juga karena rata rata warga disini penghasil pertanian gula aren, buah pepaya california untuk dikirim ke luar Cianjur," paparnya.

Sunadi berharap, jikalau jembatan tersebut pun dibangun kembali pihaknya menginginkan perbaikan jembatannya dengan permanen pelat beton.

"Supaya kuat dan tahan lama karena kalau perbaikan kayak kemarin lagi hanya menghambur hamburkan anggaran saja," tandasnya. (Ddy).
×
Berita Terbaru Update